Benang memang tak terpisahkan dari kehidupan sehari-hari. Mulai dari pakaian, barang rumah tangga, hingga kerajinan tangan telah melibatkan benang sebagai bahan utamanya. Namun, bagaimana cara benang dibuat atau lebih tepatnya dipintal? Berasal dari serat-serat alami maupun buatan yang diuntai memanjang, benang melewati dua prosedur utama hingga menjadikannya produk siap pakai.
Sebelum membahas prosedurnya, ada dua jenis serat yang dikenal melalui sifatnya, yaitu stapel dan filamen. Stapel atau serat-serat pendek akan melewati proses pemintalan dengan cara mekanik, sedangkan filamen atau serat-serat panjang akan melalui proses pemintalan dengan bahan kimia. Dua jenis serat tersebut akhirnya membagi proses pemintalan benang menjadi beberapa bagian.
Pemintalan benang stapel umumnya memiliki tiga cara, yaitu ring spinning, open end rotor spinning, dan air jet spinning.
Ring Spinning
Dibanding dengan cara lainnya, ring spinning adalah metode pemintalan tertua. Prosesnya bermula dari sumbu serat yang disusun, kemudian dipelintir untuk menjadikannya lebih kuat, dan akhirnya menjadi benang dengan melilitkannya pada bobbin atau gelendong. Proses produksi ring spinning memang tergolong paling lambat, tapi menghasilkan benang terbaik dan kuat.
Open End Rotor Spinning
Dipakai di tahun 1970an dan awal 1980an, metode ini memintal sumbu-sumbu serat menggunakan rotor atau alat pemutar dan diikuti dengan sistem penarikan yang membuat benangnya false-twisted. Meskipun hasil open end friction spinning adalah benang lemah, prosesnya lebih cepat dibandingkan dengan ring spinning.
Air Jet Spinning
Hampir sama dengan open end rotor spinning, jenis pemintalan ini menghasilkan benang lemah, tapi produksinya dapat 20 kali lebih cepat dari ring spinning. Metode air jet spinning menyusun serat-serat benang dan memasukkannya ke dalam pusaran air jet berkecepatan tinggi sehingga menghasilkan benang false-twisted.
Benang dengan serat filamen yang dipintal dengan bahan kimia juga memiliki tiga metode, di antaranya wet spinning, dry spinning, dan melt spinning.
Wet Spinning
Proses ini menyemprotkan larutan polimer pada larutan yang berfungsi untuk memadatkannya. Metode ini memproduksi benang dalam jumlah kecil dan menghasilkan bahan kain seperti viscose rayon dan spandeks.
Dry Spinning
Pada metode dry spinning, polimer dilarutkan dalam pelarut yang mudah menguap, dan nantinya akan menguap saat diekstraksi. Produksi benang filamen ini tergolong cepat dan menghasilkan bahan kain seperti asetat dan akrilik.
Melt Spinning
Cairan polimer yang dipanaskan sampai jadi lelehan diuapkan dengan tingkat tekanan dan kecepatan tetap. Nantinya lelehan polimer akan memadat saat proses pendinginan. Dibanding dua proses sebelumnya, melt spinning punya jangka waktu produksi tercepat dengan proses nihin kontaminasi dan hasil bahan kainnya meliputi nilon dan poliester.
Kalau kamu sedang cari benang, kamu bisa kunjungi katalog benang kami dengan proses ring spinning (ring spun) dan open end di sini!